Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Desember 2017

FITOKIMIA AKFAR THERESIANA SEMARANG

Haiiiii guys.... kali ini saya akan berbagi informasi tentang tanaman kunyit dan temu ireng. Kebetulan ini merupakan tugas dari mata kuliah fitokimia... kita simak yukkkk
Nama ilmiah : Curcuma domestica Val.
Nama daerah dan sinonim :
Nama daerah :
Sumatra: Kakunye (Enggano), Kunyet (Adoh), Kuning (Gayo), Kunyet (Alas), Hunik (Batak), Odil (Simalur), Undre, (Nias), Kunyit (Lampung), Kunyit (Melayu)
Jawa: Kunyir (Sunda), Kunir (Jawa Tengah), Temo koneng (Madura)
Kalimanta: Kunit (Banjar), Henda (Ngayu), Kunyit (Olon Manyan), Cahang (Dayak Panyambung), Dio (Panihing), Kalesiau (Kenya), Kunyit (Tidung)
Nusa Tenggara: Kunyit (Sasak), Huni (Bima), Kaungi (Sumba Timur), Kunyi (Sumba Barat), Kewunyi (Sawu), Koneh, (Flores), Kuma (Solor), Kumeh (Alor), Kunik (Roti), Hunik kunir (Timor)
Sulawesi: Uinida (Talaud), Kuni (Sangir), Alawaha (Gorontalo), Kolalagu (Buol), Pagidon (Toli-toli), Kuni (Toraja), Kunyi (Ujungpandang), Kunyi (Selayar), Unyi (Bugis), Kuni (Mandar).
Maluku: Kurlai (Leti), Lulu malai (Babar), Ulin (Tanimbar), Tun (Kayi), Unin (Ceram), Kunin (Seram Timur), Unin, (Ambon), Gurai (Halmanera), Garaci (Ternate)
Irian: Rame (Kapaur), Kandeifa (Nufor), Nikwai (Windesi), Mingguai (Wandamen), Yaw (Arso).



Nama sinonim :

Curcuma longa Linn


Klasifikasi tanaman :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcumadomestica Val.

Deskripsi tanaman :
Daun : Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.
Bunga : Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata
Buah : daging buah merah jingga kekuning-kuningan.
Kulit : Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan


Kandungan kimia :
1.    Minyak atsiri (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon, zingiberen, felandren, sabinen, sesquiterpen alkohol dan sineil). Tumeron yang menyebabkan bau khas pada kunyit.
2.    Senyawa Kukuminoid yang terdiri dari kurkumin, dimetoksi kurkumin, dihidrokurkumin, demetoksikurkumin, natrium kurkuminat, asam ferulat dan bisdemetoksikurkumin.
3.    Mineral yang terdiri dari: zat besi, magnesium, kalsium, kalium, mangan, dan natrium.
4.    Kandungan lain yakni arabinosa, fruktosa, glukosa, tanin, damar, dan pati.
Kegunaan tanaman :
1.    Antikanker. Zat yang berperan penting sebagai antikanker yakni kurkumin. Potensi mengenai zat ini sudah dilakukan baik secara in vitro maupun in vivo. Kurkumin mampu merangsang apoptosis (kematian) sel kanker dengan cara mempengaruhi gen penyebab kanker. 
2.    Antibakteri. Hasil penelitian juga menyebautkan bahwa jumlah koloni bakteri E. coli dalam medium cederung menurun ketika diberi ekstrak rimpang kunyit
3.    Antivirus. Kunyit memiliki kandungan kurkumin paling banyak diantara famili Zingiberacae yang mampu menghambat pertumbuhan virus.
4.    Antikembung. Kurkumin mampu menghilangkan bakteri penyebab kembung.
5.    Antidiare. Minyak atsiri dalam kunyit dapat meredakan gerakan usus untuk meredakan diare.
6.    Antiinflamasi. Trietil kurkumin adalah senyawa yang berfungsi sebagai antiinflamasi yang dapat menyebabkan peradangan.
7.    Diet. Funsi kunyi untuk diet yakni kurkumin mampu merangsang kerja empedu untuk mensekresikan zat pemecah lemak.
Budidaya tanaman :
Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. (Sumiati , 2004.)

Pustaka :                                                                                                                                           
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid II.Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan


Nama ilmiah : Curcuma aeruginosa
Nama daerah dan sinonim :
Nama daerah :
Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis).

Nama sinonim :

-


Klasifikasi tanaman :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma aeruginosa Roxb.

Deskripsi tanaman :
Daun :  Daun tunggal, bertangkai panjang, 2-9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri dan kanan, ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm.
Bunga : Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning.
Rimpang  : Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun.
Kandungan kimia :
Saponin, flavonoida, polifenol, minyak atsiri.
Kegunaan tanaman :
1.    Menambah Nafsu Makan
Kandungan kurkumin yang ada dalam temu ireng sudah diakui oleh orang-orang untuk menaikkan nafsu makan. Cara membuat ramuan penambah nafsu makan yaitu dengan memarut temu ireng, peras airnya. Rebus hingga mendidih selama beberapa menit, minum selagi dingin. Lakukan di pagi dan sore hari, masing-masing sebanyak ½-1 gelas air.
2.    Mengatasi Masuk Angin dan Perut Mulas.Untuk meredakan kedua gangguan kesehatan ini, gunakan ramuan herbal yang mudah. Rebuslah temu hitam bersama air hingga mendidih selama beberapa menit. Minum airnya selagi hangat, untuk menghilangkan rasa mulas dan masuk angin.
3.    Mengobati Cacingan
Hasil penelitan menunjukkan bahwa zat aktif di dalam temu hitam dapat mematikan cacing Ascaridia galli. Ramuan herbal untuk mengobati penyakit cacingan dapat dibuat dengan memeras rimpangnya yang telah ditumbuk atau diparut sebelumnya.
4.    Meredakan Ambien
Temu ireng dapat meredakan ambien. Cara membuat ramuannnya dengan menyediakan 15gr rimpang temu hitam, secangkir air panas, kuning telur ayam, dan 2 sdm madu. Rimpang dikupas, kemudian dicuci. Seduh dengan secangkir air panas, biarkan dingin lalu saring. Campur dengan kuning telur dan madu. Minum ramuan ini setiap bangun tidur,
5.    Membersihkan Darah Usai Persalinan
Sediakan 2 jari temu ireng, kupas kemudian diparut. Seduh bersama ½ cangkir air panas, biarkan dingin lalu saring. Minumlah 3 hari secara berturut-turut, setelah persalinan.

6.    Mengobati Penyakit Gonorrhoea
Sediakan 30gr daun pegagan, 10gr rimpang temu ireng, dan 5gr umbi gadung. Tumbuk semua bahan sampai halus, seduh bersama 3 gelas air panas. Biarkan dingin, saring. Minum airnya sebanyak tiga kali dalam sehari, masing-masing 1 gelas.
7.    Meredakan Bengkak dan Menetralkan Racun
Siapkan 20gr temu hitam dan daun takokak secukupnya. Kupas temu hitam, parut. Campur dengan daun takokan, rebus ke dalam 3 gelas air hingga airnya menyusut setengahnya. Minum selagi hangat, seketika.
8.    Menurunkan Kolesterol Dalam Darah
Siapkan 15gr daun dewa dan 25gr temu item. Rebus keduanya ke dalam 600 liter air, sehingga airnya menyusut separuh. Setelah dingin, minum di pagi dan malam hari.
Mengobati Malaria
Sediakan 20gr temu item, 2 jari batang brotowali, dan 60gr daun pepaya. Setelah dicuci, rebus semua bahan bersama 800 ml air hingga mendidih dan menyusut setengahnya. Setelah airnya dingin, tambahkan 1 sdm madu. Minum ramuan ini sebanyak 2 kali sehari, masing-masing
sebanyak 200 ml

Budidaya tanaman :
Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400-750 m dpl. Tanaman tahunan ini mempunyai tinggi 1-2 m, berbatang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap
Pustaka :                                                                                                                                           
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid III.Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan


Semoga bermanfaat yaaaa....!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar